7 Jenis Material Bahan Peredam Suara untuk Mengatasi Kebisingan

Ruangan berisik dapat mengganggu kenyamanan istirahat dan memecah konsentrasi saat harus fokus melakukan suatu hal. Untuk mengatasinya Anda bisa mengaplikasikan bahan peredam suara.

Selain berfungsi meredam suara yang timbul dari luar, peredam suara juga dapat mengontrol bunyi di ruangan. Jadi, Anda bisa bebas beraktivitas tanpa khawatir mood rusak karena suara mengganggu.

Contents

Cara Kerja Bahan Peredam Suara

Material peredam suara umumnya bekerja dengan cara menerapkan sistem akustik pada ruangan. Akustik adalah prinsip menata bunyi yang menyerap dan meredam suara dalam ruang tertutup.

Fungsinya adalah menghalangi suara bising untuk masuk ke ruangan yang telah diinstal peredam. Jadi, bebunyian yang dihasilkan akan terdengar lebih samar dan natural sehingga tidak mengganggu.

Wajar kalau material peredam dipasang di bioskop maupun studio musik guna menghasilkan kualitas suara lebih jernih. Jadi, orang yang di dalam ruang bisa fokus mendengar satu sumber suara saja.

Jenis-Jenis Peredam Suara

Secara umum, ada tiga jenis peredam bunyi yang berfungsi menciptakan suatu ruang akustik dengan suara berkualitas terbaik. Namun, ketiganya dibuat dari material berbeda, dengan fungsi berbeda.

Di bawah ini adalah macam-macam fungsi dari ketiga jenis peredam suara:

1. Reverberation Time

Cara kerja material pertama adalah dengan mengendalikan waktu gema. Peredam akan menyerap energi suara, jadi tidak akan ada suara yang memantul kembali ke dalam ruang.

2. Control Suara

Berfungsi mengontrol proses perpindahan bunyi antara dua ruang dengan cara mengembalikan refleksi suara ke dalam ruangan darimana suara tersebut berasal.

3. Mengontrol Getaran

Jenis ketiga bertugas untuk mengendalikan efek getar yang ditimbulkan oleh suatu bunyi, khususnya yang mengakibatkan getaran pada bagian struktur bangunan ruang.

Mengenal Aneka Material Peredam Suara

Berdasarkan material atau bahan yang digunakan, peredam suara dibedakan menjadi enam kategori dengan fungsi, keunggulan, dan cara kerjanya sendiri, di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Glasswool

Material glasswool dibuat dari bahan dasar fiberglass. Teksturnya mirip dengan wol atau bulu domba, dengan tingkat ketebalan sekitar 2,5 cm – 5 cm.

Kepadatan atau densitas glasswool berkisar mulai 25 g/cm3 – 75 g/cm3. Biasanya, material glasswool dijual di pasaran dalam bentuk gulungan dengan panjang sekitar 30 m.

2. PET

Polyethylene Terephthalate aka PET adalah bahan yang paling populer di kalangan produsen besar. Hal tersebut dikarenakan kemampuan PET menyerap dan meredam suara sekaligus.

Di samping itu, PET juga lebih mudah dibentuk dan disesuaikan dengan bentuk serta ukuran suatu ruang. Proses instalasinya juga sangat praktis karena tidak membutuhkan rangka.

PET dapat dipasang pada langit-langit, dinding, dan lantai ruangan menggunakan alat perekat khusus, seperti lem, double tape, atau paku (Sesuaikan dengan keinginan).

Hadir dengan tampilan warna bervariasi, tidak mengherankan kalau PET sangat disukai oleh konsumen. Pasalnya, pembeli dapat menyesuaikan warna dengan desain interior ruang.

Apakah PET berbahaya? Jawabannya adalah tidak. Pasalnya, bahan ini terbuat dari plastik yang didaur ulang sehingga terkesan lebih simpel dan juga ramah lingkungan.

3. Greenwool

Bahan peredam suara dengan ciri khas warna hijau ini terbuat dari Polyester Fiber dan memiliki sifat hydrophobic (tahan air) sehingga tidak dapat dipengaruhi kelembaban udara.

Dibandingkan pendahulunya, yakni glasswool dan rockwool, greenwool dinilai lebih aman untuk digunakan. Jadi, tidak masalah dipasang meskipun Anda punya masalah kesehatan.

Cara instalasi greenwool adalah dengan ditempel atau ditanam di permukaan dinding. Agar dapat meredam suara secara lebih optimal, Anda bisa menggunakan dua lapis greenwool.

4. Rockwool

Peredam suara rockwool dibuat dari serat mineral ringan yang terbukti efektif dalam menyerap panas dan bunyi. Sekilas, bentuknya memang tampak seperti glasswool.

Hanya saja, densitas rockwool lebih tinggi, yakni 30 g/cm3 – 100 g/cm3. Oleh sebab itulah, biasanya rockwool dipakai sebagai lapisan kedua dari glasswool.

Apabila Anda tertarik menggunakan rockwool sebagai alternatif solusi meredam suara bising di rumah, maka bisa membelinya dalam bentuk gulungan atau lembaran.

5. Softboard

Dibuat dari bahan utama serat Polyester, softboard hadir dengan ketebalan sekitar 1,2 cm mengusung ciri khas warna coklat seperti kayu. Jadi, tampilannya memang tidak mencolok.

Softboard dapat difungsikan sebagai penyerap suara maupun meredam gema berlebihan dalam ruangan. Untuk instalasi, softboard biasanya dibungkus wallpaper atau kain.

6. Busa Telur

Anda mungkin sudah cukup familiar dengan peredam suara satu ini karena memang lumayan sering digunakan. Busa telur memiliki bobot yang ringan sehingga mudah saat dipasang.

Akan tetapi, material ini kurang direkomendasikan untuk difungsikan meredam suara berfrekuensi tinggi. Dengan kata lain, busa telur lebih cocok dijadikan sebagai lapisan.

Sedangkan untuk peredam suara utama, Anda bisa menggunakan material lain yang telah disebutkan di atas. Dengan begitu, barulah ruangan bisa terasa nyaman dan menenangkan.

7. Peredam Suara Alami

Tahukah Anda, bahwa cara beberapa benda dan ornamen memiliki kemampuan menyerap suara? Jadi, Anda tidak perlu lagi memasang bahan peredam suara tambahan dalam ruang.

Faktanya, melapisi lantai ruangan menggunakan karpet atau memasang rak berisi buku-buku pada dinding bisa menjadi peredam suara alami, untuk membuat ruang terasa sunyi.

Selain karpet dan rak buku, Anda juga bisa menggunakan benda-benda lain yang sesuai dengan konsep interior ruangan. Jadi, bisa untung double karena terlihat matching.

Apalagi, sebenarnya ada cukup banyak peredam alami yang bisa dijadikan sebagai pilihan, di antaranya adalah sebagai berikut:

  • Tirai
  • Karton telur
  • Kanvas lukis
  • Tanaman

Selain harus selektif dalam memilih jenis dan bahan peredam suara. Anda juga perlu menyesuaikannya dengan luas ruangan agar lebih mudah memilih peredam yang sesuai kebutuhan.

Leave a Comment