Meskipun telah dipasang material peredam, ruangan kedap suara masih dapat mengalami kebocoran. Untuk bisa menanganinya, sumber kebocoran suara pada ruangan perlu diketahui.
Suara pada hakikatnya dapat merambat karena adanya medium berupa udara. Oleh karena itu, suara masih bisa terdengar selama masih ada celah udara di dalam ruangan tersebut.
Contents
Potensi Sumber Kebocoran Suara pada Ruangan
Salah satu cara untuk meredam kebocoran suara adalah dengan menutup celah udara sebagai medium perambatan suara.
Penutupan celah udara dilakukan semaksimal mungkin, seperti dengan melakukan isolasi terhadap ruangan kedap suara.
Adapun beberapa titik yang memiliki potensi sebagai sumber kebocoran suara di antaranya:
1. Airborne Noise
Airborne noise merupakan suara yang merambat dengan perantara udara tetapi tidak sampai menggetarkan struktur bangunan karena partikelnya tidak cukup kuat.
Meskipun begitu, suara ini terkadang masih bisa menembus partikel material yang menjadi penghalangnya.
Airborne noise dapat terjadi ketika terjadi pemampatan udara oleh suatu energi. Tekanan akan lebih tinggi di bagian udara yang mengalami pemampatan tersebut.
Sedangkan bagian udara yang lainnya akan merenggang sehingga tekanannya lebih rendah.
Udara yang memampat dan merenggang tersebut akan bergerak menjauhi sumber energi setara dengan kecepatan suara di udara.
Yang termasuk ke dalam airborne noise antara lain suara radio, alat musik, kendaraan di jalan raya, suara orang yang berbincang-bincang, dan masih banyak yang lainnya.
2. Structureborne Noise
Titik kedua yang memiliki potensi sebagai sumber kebocoran suara adalah structureborne noise.
Adapun yang disebut dengan structureborne noise adalah suara yang merambat melalui perantara padatan atau medium solid, dalam hal ini adalah struktur bangunan.
Suara yang datang dari sumber bunyi akan merambat melalui benda padat, misalnya dinding.
Setelah itu, suara tersebut merambat melalui struktur bangunan yang kemudian sampai ke permukaan benda padat di ruangan sebelahnya.
Beberapa contoh kasus perambatan suara melalui struktur bangunan di antaranya:
- Benturan Benda Padat
Kasus pertama yang menyebabkan terjadinya structureborne noise adalah getaran kereta api. Getaran ini kerap mengganggu, sehingga lebih tepat disebut sebagai kebisingan.
Kebisingan yang disebabkan oleh kereta api disebabkan adanya roda kereta yang berjalan di atas rel dan menimbulkan getaran yang kencang.
Getaran ini menyebabkan partikel struktur yang ada di sekitarnya menjadi berosilasi.
- Suara Berfrekuensi Rendah
Ketika tetangga mengadakan hajatan kerap kali menggunakan pengeras suara yang cukup keras. Selain itu, mungkin ada beberapa orang yang hobi memutar musik kencang di speaker.
Suara tersebut mungkin terlalu keras, namun dinding rumah mampu meredamnya, sehingga cukup untuk mengurangi intensitas suara itu sebelum sampai ke rumah.
Meskipun begitu, akibat suara yang terlalu keras itu, kaca jendela maupun furnitur di rumah akan ikut bergetar. Kasus ini juga masuk ke dalam contoh structureborne noise.
Kaca jendela dapat bergetar karena musik ketika frekuensinya sama dengan frekuensi suara tersebut.
Subwoofer yang banyak digunakan sebagai pengeras suara memang telah dirancang sedemikian rupa agar dapat menghasilkan suara yang memiliki frekuensi sangat rendah.
Sedangkan beberapa jenis komponen bangunan juga memiliki frekuensi natural yang rendah.
Hal ini perlu ditangani agar komponen tersebut tidak ikut bergetar ketika suara berfrekuensi sama mengenai permukaannya.
Cara Mengatasi Kebocoran Suara pada Ruangan
Agar suara tidak bocor atau terdengar di dalam ruangan perlu dilakukan penanganan yang tepat sesuai dengan titik sumber kebocoran suara pada ruangan tersebut.
Beberapa cara yang bisa dilakukan di antaranya sebagai berikut.
1. Mengatasi Airborne Noise
Airborne noise merupakan kasus yang cukup mudah ditangani, karena memang sumbernya dari celah udara yang masih ada di dalam ruangan.
Untuk mengatasinya, lakukan penutupan celah udara dengan cara menambahkan material yang dapat meredam suara.
Agar peredaman dapat maksimal dan tidak berakibat fatal, sebaiknya serahkan pada ahlinya yang dapat melakukan perhitungan dan perancangan secara matang dan profesional.
2. Mengatasi Structureborne Noise
Bisa dibilang structureborne noise adalah kasus yang cukup rumit untuk ditangani. Namun jika dibiarkan, getaran ini dapat menyebabkan kerusakan bangunan.
Pada struktur bangunan yang terus mengalami getaran akan mengalami kerusakan fondasi, bangunan retak, dan masalah yang lebih parah serta sulit ditangani.
Tak hanya bangunan, getaran dari structureborne noise juga dapat menyerang kesehatan manusia, mulai dari sakit kepala, tekanan darah tinggi, hingga menyebabkan ketulian.
Oleh karena itu, kebocoran suara yang disebabkan oleh struktur tidak bisa dianggap sepele dan harus segera ditangani dengan baik oleh ahlinya.
Untuk mengatasi structureborne noise, hal utama yang harus dilakukan adalah melakukan isolasi terhadap getaran.
Untuk melakukan isolasi tersebut, ada dua teknik yang bisa dipakai, yaitu:
- Active Vibration Isolation
Cara pertama untuk melakukan isolasi terhadap getaran adalah dengan teknik active vibration isolation atau isolasi getaran aktif.
Teknik ini dilakukan dengan melakukan modifikasi pada mesin getaran agar amplitudo getarannya dapat dikontrol, sehingga efek getaran dapat dikurangi.
Dengan kata lain, teknik ini melakukan isolasi getaran dengan menangani mesin yang menjadi sumber getaran.
- Passive Vibration Isolation
Jika pada teknik isolasi getaran aktif dilakukan pada mesin, teknik isolasi getaran pasif dilakukan dengan cara mengontrol amplitudo selama propagasinya.
Untuk mengontrol amplitudo, mesin yang bergetar akan diisolasi. Dengan kata lain, propagasi suara dari ruang sumber ke ruang penerima akan dibuat seminimal mungkin.
Hal ini dilakukan dengan mengubah konfigurasi pada bangunan beserta elemen bangunan yang lainnya.
Sumber kebocoran suara pada ruangan perlu dipahami jenisnya agar penanganan yang dilakukan lebih tepat, sebelum terjadi kerusakan yang lebih parah dari sekadar kebocoran suara.